Kamis, 03 September 2009

KETIKA TUHAN MENCIPTAKAN

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran diciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut : "Tuhan, banyak nian waktu yang Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?"
Dan Tuhan menjawab pelan : "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan ?,
1. Ibu ini harus waterproof (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik.
2. Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai.
3. Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya.
4. Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anak dan suaminya.
5. Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan hati yang sedih.
6. Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan
7. Enam pasang tangan!!!!"
Malaikat menggeleng-gelengkan kepalanya : "Enam pasang tangan...? tsk tsk tsk"--
"Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini,mengatur segalanya menjadi lebih baik....", balas Tuhan.
8. Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu."
"Bagaimana modelnya?" tanya malaikat semakin heran. Tuhan mengangguk-angguk.
"Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya "Apakah yang sedang kau lakukan disitu?", padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya.
"Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat kebelakang tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan pasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bicara! Mata itu harus berkata : "Saya mengerti dan saya sayang padamu." Meskipun tidak diucapkan sepatah kata.
"Tuhan." kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah."
"Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai."
9. Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
10. Ia harus tetap memberi makan 5 orang dengan uang yang menipis diakhir bulan.
11. Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi....."
Akhirnya malaikat membalik-balikkan contoh Ibu dengan perlahan. "Terlalu lunak", katanya memberi komentar.
"Tapi kuat!' Kata Tuhan bersemangat. "Tak akan bisa engkau bayangkan betapa banyak yang bisa ia tanggung, pikul dan derita."
"Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi.
"Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, idea dan "berkompromi", Kata Sang Pencipta.
Akhirnya malaikat menyentuh sesuatu di pipi, "Eh, ada kebocoran di sini."
"Itu bukan kebocoran", Kata Tuhan. "Itu adalah air mata....air mata kebahagiaan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, air mata...air mata...."
"Tuhan memang ahliNya....", malaikat berkata pelan.

>> Subhanallah....Mulialah engkau wahai para ibu....

DEMI MASA

sebenernya waktu kita belajar FISIKA MODERN.. ada yg belum dipelajari.. yaitu "HUKUM RELATIVITAS UMUM"!
Kita hanya diberitahu ttg RELATIVITAS KHUSUS yaitu mengenai kelakuan objek yg bergerak mendekati kecepatan cahaya..
kebetulan waktu itu sy menemukan sebuah buku yg ditulis almarhumah Pak Hans, dosen fisika ITB (beliau pernah berkunjung waktu kuliah "fisika kuantum"nya Pak Rustam).. judulnya MENGENAL RELATIFITAS UMUM DAN BIOGRAFI EINSTEIN..
Klo boleh sy cerita ttg isi dari buku ini..
Hukum Relativitas Umum adalah dampak dari ditemukannya relativitas khusus tahun 1905.. (makanya thn 2005 kemaren kita memperingati 100thn masa kejayaan Einstein. sy, ifnul & daniel sempat hadir di acara seminar fisika teori di ITB dlm rangka itu). Dalam relativitas khusus kita mengenal adanya dilatasi ruang & dilatasi waktu, yaitu bhw ternyata ruang & waktu tidak mutlak dalam hal ukuran jika bergerak mendekati kec cahaya. makanya ada yg namanya "paradoks kembar".. salah seorang dr 2 org kembar bepergian dr luar bumi dg kec mendekati kec cahaya setelah kembali bertemu sdr kembarnya ternyata umurnya jauh lebih muda dr umur sdrnya karena bagi dia waktu berjalan begitu lambat.
Kemudian Einstein merumuskan Hukum Relativitas yang lebih UMUM. Teori tersebut menyatakan bahwa ruang dan waktu bisa dibengkokan. Ilustrasinya adalah bahwa ruang & waktu seperti bila kita membentangkan lembaran karet. jika kita menaruh, katakanlah, sebuah bola sepak di atas lembaran karet tersebut, maka lembaran karet tersebut melengkung. Jika kemudian kita meletakan, katakanlah, sebuah kelereng di dekat bola sepak tadi di atas lembaran.. maka kelereng tersebut akan tertarik ke arah bola sepak disebabkan lengkungan karet di sekitar bola sepak. Inilah yang menyebabkan benda2 langit memiliki gaya gravitasi disebabkan lengkungan ruang di sekitar benda2 langit. semakin besar massanya semakin besar pula lengkungan ruang yang diciptakannya dan semakin kuat gaya tarikan (gravitasi)-nya. bukan hanya ruang yang melengkung, tapi waktu juga melengkung. dalam ilustari tadi, jika 1 detik adalah jarak antara dua titik pada lembaran karet tadi, maka akibat masa yang besar jarak antara 2 titik tersebut menjadi melebar ("melar") karena lengkungan yang disebadkan masa tadi. Oleh karena itu jam yang dibawa mendekati matahari detakannya melambat, karena matahari memiliki masa lebih besar dari bumi.
yang menarik di sini adalah bahwa kenyataannya kita hidup dalam 4 dimensi, yaitu 3dimensi ruang + 1 dimensi waktu. ruang & waktu tidak bisa dipisahkan. seperti halnya anda akan menghadiri suatu acara, maka minimal ada 2 hal yang harus ditanyakan, yaitu "dimana acara tersebut di adakan?" (dalam hal ini mewakili ruang) dan "kapan acara tersebut dimulai?" (dalam hal ini mewakili waktu).
geometri ruang-waktu ini pernah dirumuskan oleh Guru Matematika-nya Einstein, Minskowsky. namun geometri ruang & waktu tidak bisa digambarkan karena berada di atas kemampuan manusia ( tidak seperti ruang 3 dimensi yang digambarkan pada berbagai sistem koordinat).
Dalam buku tersebut, Pak Hans mengatakan.. jika sebuah garis (juga bidang dan ruang) merupakan kumpulan dari titik.. maka ruang-waktu merupakan kumpulan dari peristiwa.
Di sini saya menyadari .. Allah mengungkapkan rahasia ruang & waktu melalui tangan2 para ilmuwan mungkin ingin menunjukkan bahwa kita harus belajar dari berbagai peristiwa yang kita alami baik itu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. karena Allah sendiri Mengatakan "Di dalam penciptaan LANGIT dan BUMI (mewakili ruang) dan silih bergantinya MALAM & SIANG (mewakili waktu) terdapat tanda2 bagi orang yang berakal"..
coba tanyakan pada diri kita masing-masing.. apakah kita ini termasuk orang2 yang berakal?..
Wallahua'lam bishawab..
Dalam tulisan sy sebelumnya kita tahu bahwa alam semesta memiliki 4 dimensi, yaitu 3D ruang plus 1D waktu. terakhir sy tulis bahwa.. jika ruang terdiri dari kumpulan titik maka ruang-waktu terdiri dari kumpulan peristiwa.
ngomong-ngomong soal waktu.. orang barat mengatakan bahwa "waktu adalah uang" sedangkan Nabi kita mengatakan bahwa "waktu adalah pedang".. artinya waktu adalah hal yang sangat fundamental dalam kehidupan ini. Tidak salah memang, karena Allah saja bersumpah demi waktu "Demi masa sesungguhnya manusia ada dalam kerugian"..
sy merasa diingatkan di sini berkaitan dengan pekerjaan sy sekarang ini, yaitu sebagai seorang broadcaster. Asal tahu saja.. 1 detik di dunia broadcast bernilai jutaan rupiah. bayangkan, untuk Iklan yang berdurasi sekitar 3 detik saja..perusahaan harus membayar antara 30-50juta.
Ada satu hal lagi yang menarik.. lazimnya kita hanya menggunakan 6 jenis waktu: tahun, bulan, hari, jam, menit dan detik. Tapi dalam dunia broadcast ada tambahan 1 jenis waktu lagi, yaitu FRAME. Misalnya dalam 1 kaset tercatat waktu 01:13:06:04.. maka itu bisa diartikan jam ke 1, menit ke 13, detik ke 4 dan frame ke 4. Mengapa harus ada frame? Dalam sistem televisi kita 1 detik gambar bergerak terdapat 24 gambar diam (jadi 1 frame=1/24 detik). Jika susunan frame tersebut di putar akan tampak gambar bergerak sebagaimana aslinya dikarenakan mata manusia tidak akan menangkap gambar diam jika diputar dengan kecepatan 20f per detik. Apalagi untuk amerika dan eropa .. mereka menggunakan 30f per detik seperti yang kita tonton di bioskop atau DVD..jadi pergerakan gambarnya lebih halus.
Perlu temen2 tahu..di dunia broadcast.. hilang gambar 1frame saja, itu akan mempengaruhi citra profesionalitas si perusahaan TV tersebut (bisa mengancam jumlah rating & share-nya)
Belajar dari pengalaman tersebut.. maka pandai-pandailah menggunakan waktu, walaupun, istilahnya, hanya 1 detik!! Tidak ada cara lain untuk itu selain.. mengingat Allah baik siang maupun malam, dalam keadaan berdiri maupun duduk. bahkan tidur sekalipun!!
kembali ke masalah ruang-waktu yang merupakan kumpulan dari peristiwa. sy pun merasa diingatkan sewaktu masih kuliah dulu. kita belajar tentang persamaan garis. kita tahu bahwa jika kita ingin mengetahui pola dari persamaan garis tersebut (apakah merupakan persamaan linear atau non-linear) maka kita harus menggambar melalui koordinat cartesian. caranya.. kita harus mengambil, minimal 2 buah titik axisnya kemudian hitung titik absisnya.. kemudian hubungkan kedua titik tersebut. dengan demikian kita tahu gradien garis tersebut apakah NAIK atau TURUN. Tentunya jika sumbu axis (sumbu x) tersebut adalah waktu.. maka 2 titik tadi adalah waktu sebelum dan sesudahnya (misalnya detik ke 0 dan 2 detik setelahnya) dan jika kita menambah 1 titik lagi maka kita bisa tahu apakah gradien sekarang ini turun atau naik jika dibandingkan gradien sebelumnya.. begitu seterusnya.. sehingga jika gradiennya terus berubah maka itu merupakan persamaan non-linear.
berkaitan dengan itu sy ingat dengan sabda Rasulullah saw..
"barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemaren, maka dia beruntung.. jika hari ini sama dengan hari kemaren, maka dia rugi.. dan jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka dia celaka".. maka berusahalah agar gradien hidup kita terus naik..caranya dengan melihat waktu SEBELUMNYA!!
Di samping itu.. cobalah belajar dari sejarah (berkaitan dengan ruang-waktu merupakan runutan peristiwa atau sejarah).. karena - boleh percaya boleh tidak - sejarah sepertihalnya persamaan garis yang polanya sudah terbentuk. dan - boleh percaya boleh tidak juga - berbagai pola sejarah sudah ada sejak 14abad yg lalu, yaitu di dalam al-Quran. kita tinggal mengikuti pola yang sudah ada.. jangan sampai kita termasuk orang2 yang dibinasakan Allah seperti umat-umat SEBELUMNYA!!

Belenggu Kesemrawutan

Sudah lama kita berada dalam kehidupan yang bersifat individualisme, egois, semau gue dan mau menang sendiri. Rasa kebersamaan, senasib dan sepenanggungan, sirna di bawah ideologi kebendaan, materialistik, hedonisme dan kapitalisme. Akhirnya muncul suatu opini yang selalu mengedepankan MITOS dari pada akal sehat, serta timbul krisis pembenaran terhadap problem etika sosial yang keliru, seperti contoh orang dihalalkan mencuri atau menjarah, karena kesulitan ekonomi yang melilit, orang bisa seenaknya menghina, bahkan membicarakan aib saudaranya, merampas hak orang lain, KORUPSI karena merasa memiliki kekuasaan, serta menyalahkan orang lain demi untuk menutupi arogansi kepentingan pribadi, dan masih banyak lagi opini yang menjadi brain image di masyarakat kita saat ini, sehingga kita dibelenggu oleh kesemrawutan.

Umumnya orang melihat dan mengukur seseorang dari penampilan, atribut, jabatan, simbol, pangkat, status sosial dan posisinya di tengah masyarakat. Hampir seluruhnya dari kita lenyap disitu, sehingga mutunya jadi enteng & hampa. Jika itu olok ukurnya, ikatan persaudaraanpun jadi semu, longgar dan tidak berarti. Semua diukur serba kebendaan dan materialistik. Kita ingin mendekat pada seseorang karena materi dan statusnya. Kita menelpon seseorang dan bersilaturahmi ketika ada kepentingan yang dikejar.

KEPENTINGAN. Kata ini menjadi ”KUNCI” kemana arah kehidupan kita bergulir. Kebijakan dibuat sedemikian rupa lantaran kepentingan. Celakanya, jika kepentingan dikaitkan dengan pribadi dan kelompok. Tak peduli, apa! kah kebi jakan itu bertabrakan dengan kepentigan orang banyak. Seperti contoh proyek busway, lumpur lapindo, sengketa tanah, serta urusan kaki lima yang selalu dikejar-kejar trantib. Itulah yang terjadi hari ini. Rasa MALU kita jadi hilang, lantaran KEPENTINGAN. Jika kepentingan individu dan kelompok lebih dominan, otomatis kepentingan orang banyak dikorbankan, sehingga kebijakan dibuat tidak manusiawi lagi.

Seperti cerita diatas, bentuk kongkrit belenggu kesemrawutan dari cara berfikir kita, dapat dilihat dalam keseharian seperti, kemacetan dijalan, yang disebabkan oleh ketidak teraturan, pelanggaran disiplin, egois, serta sikap mental yang apatis dan kurang perduli terhadap keadaan. Secara tidak langsung belenggu ini, menurunkan nilai kehormatan dan kesadaran sebagai mahluk yang luhur. Belenggu kesemrawutan ini terjadi karena di dalam masyarakat kita ada 3 golongan manusia, yaitu :

1. Golongan Pejuang
Golongan orang-orang yang mau bekerja tanpa pamrih, tanpa komentar dan tanpa diperintah serta tanpa diiming-iming, mereka selalu siap ketika dibutuhkan, khususnya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Golongan Pekerja
Golongan orang-orang yang mau bekerja karena ada pamrih, karena mengharapkan popularitas, pujian serta hanya sibuk mengejar kepentingannya sendiri.

3. Golongan penjahat
Golongan orang-orang yang mengorbankan kepentingan orang lain, merampas hak rakyat dan tidak perduli orang lain menderita, demi untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Saat ini untuk sementara, menurut survei para ulama, yang terbanyak saat ini adalah golongan pekerja dan penjahat, makanya bangsa kita jadi carut marut, acak adut, bau kentut, karena dirongrong oleh orang-orang yang sibuk mencari pamrih dan popularitas, juga orang-orang yang bahagia serta menari-nari diatas penderitaan orang lain. Sedangkan golongan pejuang hanya sedikit dari total komunitas. Nah !, termasuk golongan manakah kita ?.

Apabila kita, kilas balik 62 tahun yang lalu, pada saat pergerakan fisik melawan imperialisme, bangsa Indonesia dapat meraih kemerdekaan dengan senjata konvensional, seperti bambu runcing. Karena pada waktu itu banyak pejuang yang rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran bahkan jiwa raga serta keluarga yang dicintainya, yang mana pengorbanan pejuang tersebutlah yang akhirnya menghantarkan bangsa Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan. Allah menciptakan sejarah untuk diingat. Kisah orang-orang dulu ditulis untuk dijadikan pelajaran. Sungguh malang nasib orang-orang yang tak mau belajar dari sejarah. Ia akan terjerumus dalam kubangan hina. Nasibnya akan diabadikan dalam sejarah dengan ornamen hitam.

Berkaca diri. Ya, bisa jadi kita memang harus banyak ngaca. Kita akan melihat diri dan kemampuan kita, termasuk dalam memilih dan menilai. Dalam berkaca mungkin kita tak tahan melihat keadaan kita sebenarnya. Mata kita mungkin berkaca-kaca, menyesali kekeliruan kita selama ini. Tetapi ingatlah masa lalu kita yang buruk tentu bukan untuk diratapi. Melainkan dijadikan pelajaran untuk perbaikan ke depan. Kita tentu makin sadar, mustahil menyelesaikan problem bangsa ini sendirian. Potensi manusia jadi kecil jika bercerai-berai dan akan besar jika berjamaah. Kita akan lemah secara individual, sebaliknya akan kuat secara kolektif, dan kita tidak boleh berharap orang lain memecahkan masalah kita.

Pada hakikatnya, setiap orang di Republik ini mampu berbuat sesuatu untuk keluar dari belenggu kesemrawutan ini, sepanjang kita semua mempunyai niat baik untuk mencari keberkahan dalam setiap upaya yang dilakukan, yang pada akhirnya cahaya kebenaran dan keadilan akan menjelma dihadapan mata, setelah kita berjalan beberapa lamanya di dalam terowongan kebatilan yang gelap gulita. Semoga Tuhan mengabulkan do’a kita semua...amien.

Aura kehidupan

Jika cinta menyerupai air pada bebrapa tabiat dasarnya, maka sifat utama air yang melekat padanya adalah fakta bahwa air adalah sumber kehidupan. Jika cinta adalah gagasan tentang bagaimana menciptakan kehidupan yang lebih baik, dan tindakan utamanya adalah memberi untuk menumbuhkan, maka kekuatan pesona utama seorang pencinta adalah aura kehidupan yang memancar dari dalam dirinya.
Aura kehidupan. Ya, aura kehidupan. Ia membuat orang disekelilingnya merasakan denyut nadi kehidupan, merasakan hamparan keindahan hidup, merasakan alasan tentang mengapa mereka hidup dan harus melanjutkan hidup, merasakan alasan untuk bertumbuh demi merakit pemaknaan tiada henti terhadap kehidupan. Ia intinya, membuat orang disekeliling merasa hidup. Sebab ia menebar benih kehidupan di ladang hati mereka.
Aura kehidupan. Ya, aura kehidupan. Sebab ia hidup. Dan hidup itu nyata pada setiap jengkal tubuhnya, pada setiap detak jantungnya, pada setiap hembusan nafasnya, pada setiap langkah kakinya, pada setiap uluran tangannya, pada setiap kedipan matanya, pada setiap kata dan suaranya. Gagasannya seluruhya adalah tentang kehidupan yang lebih baik. Niatnya seluruhnya adalah penumbuhan yang membuat hidup lebih baik.
Aura kehidupan. Ya, aura kehidupan. Sebab ia memiliki dan menggabung tiga pesona utama para pecinta: pesona raga, pesona jiwa, pesona ruh. Ketiga pesona itu terbingkai rapih pada sebuah ”akal besar” yang menerangi kehidupannya dan kehidupan orang-orang disekitarnya.
Maka mendekat-dekatlah padanya, niscaya engkau akan merasakan betapa air kehidupan serasa mengalir pada setiap sudut jiwa dan ragamu. Maka tataplah matanya, niscaya engkau kan merasakan gairah kehidupan yang memberimu semangat baru untuk terus hidup, terus melanjutkan hidup. Maka dengarkanlah kata-katanya, maka engkau kan merasakan betapa engkau layak dan pantas mendapatkan kehidupan yang berkualitas, kehidupan yang lebih baik. Dan jika Tuhan mengijinkan engkau merasakan sentuhannya, niscaya engkau kan merasakan betapa air kehidupan mendidih dalam tubuhnya. Dan jika Tuhan memperkenankanmu hidup berlama-lama dengannya, niscaya engkau kan merasakan betapa perlindungan dan penumbuhannya membuatmu terengkuh dalam rasa aman dan nyaman.
Engkau bahkan tidak pernah begitu yakin tentang pesona apa yang pertama kali menawanmu. Apakah kulit hitam yang tidak dapat menyembunyikan cahaya matanya? Atau ketegasan sikap yang tidak dapat merahasiakan kebajikan hatinya? Atau kelembutan bawaan yang tidak sanggup menutup-nutupi keberaniannya? Atau diam panjang yang tidak mampu menghalangi ilmu dan wawasannya? Atau badan kurus yang dijelaskan oleh puasa dan pengendalian dirinya? Atau? Tidak! Semua tampak menyatu dalam dirinya : ruhnya yang halus, jiwanya yang lembut, terbungkus dalam raganya yang kokoh, terangkai dalam perilaku yang terbimbing akal besarnya. Tapi itu semua ada dalam dirinya. Dan ketika ia keluar, ia hanya memancarkan satu hal : aura kehidupan. Dan itulah yang engkau rasakan dan yang mungkin sekali tidak engkau ketahui asal muasal dan akarnya dalam dirinya. Dia bukan sebuah profil yang sempurna. Dia hanya sebuah tekad perbaikan berkesinambungan yang tak henti-henti. Dan itulah aura kehidupan : gairah yang tidak pernah selesai.